Diposkan pada Traveling

Catatan Perjalanan: Tawangmangu, Objek Wisata Anti Bosan

Liburan ke tawangmangu pada hari minggu yang lalu, membuat saya  terinspirasi untuk menuliskan tentang salah satu kawasan wisata alam di daerah karanganyar tersebut. Meskipun ini merupakan kunjungan ke sekian kalinya, namun memang tak ada bosan-bosannya untuk menikmati suasana alam yang disuguhkan. Sehingga, tak ada salahnya menyimpan momen bersama keluarga di sebuah tulisan. Sekaligus untuk berbagi kepada teman-teman sekalian. Berikut sedikit penjelasan mengenai tawangmangu.

Tawangmangu adalah nama daerah di lereng gunung lawu, tepatnya di kabupaten karanganyar, jawa tengah. Pemandangan yang indah serta hawa pegunungan yang sejuk menjadikan tawangmangu sebagai objek wisata pilihan bagi warga solo dan sekitarnya. Saking seringnya, mungkin sudah tak terhitung berapa kali teman-teman yang tinggal di solo mengunjunginya. Entah itu acara liburan bersama keluarga, outbond organisasi, atau sekedar refreshing bersama teman-teman.

Foto0358

Bukan hanya keindahan yang membuat tawangmangu menjadi tujuan favorit pelancong, namun juga karena tersedianya berbagai fasilitas yang lengkap. Mulai dari transportasinya yang sangat mudah. Penginapan sementara yang tersebar hampir di semua sudut rumah. Warung makan yang dijumpai di sepanjang jalan raya.  Yang tak kalah penting adalah karena banyaknya objek wisata yang dapat dikunjungi, meskipun yang palng terkenal adalah gerojogan sewu, atau yang dalam bahasa Indonesia artinya air terjun seribu.

Saya dan keluarga berangkat ke tawangmangu menggunakan bus. Kenapa memilih bus dan bukan menyewa mobil atau taksi? Pertama, yang jelas harganya murah, toh fasilitas di bus juga baik, saya bisa duduk nyaman bahkan hingga ketiduran. Kedua, mendukung program go green yang salah satu solusinya dengan cara menggunakan angkutan umum. Ketiga, entah kenapa saya memiliki adik yang super aneh, karena jika dia naik mobil dengan jalan berkelok-kelok, perutnya selalu mual-mual dan ujung-ujungnya mabuk, nah repot kan. Keempat, bisa menikmati sensasi ngebutnya sopir bus saking hafalnya pada jalan berkelok-kelok, yang tidak semua sopir bisa dengan ahli menaklukkannya.

Foto0432

Oke, bicara tentang transportasi, bisa dibilang sangat mudah karena bus jurusan solo-tawangmangu hampir selalu tersedia mulai dari pagi sampai sore. Tarifnya pun tidak mahal, hanya 10.000 rupiah tiap orang. Jarak tempuhnya juga tidak lama, sekitar 2 jam. Atau bisa juga menyewa taksi bagi yang mempunyai dompet tebal dan tidak ingin repot berdesakan jika penumpang sedang ramai.

Nah, setibanya di terminal tawangmangu, kita akan disambut oleh pasar wisata tawangmangu. Pasar wisata ini menyediakan berbagai hasil perkebunan di tawangmangu, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar. Ada juga berbagai kripik dan cemilan-cemilan khas tawangmangu, salah satunya adalah kripik tela yang sangat enak dan renyah. Yang jelas, di pasar ini kita bisa borong banyak buah dan makanan dengan harga murah, apalagi jika pandai menawar.

Turun dari bus, tempat pertama yang kami singgahi adalah warung sate kambing. Entah karena perut sudah keroncongan karena belum sarapan, atau karena terbujuk oleh bujuk rayu asap sate yang lezat. Setelah perut terisi, jiwa belanja kami muncul seiring mata memandang pasar wisata di hadapan kami. Di sana kami belanja beberapa jenis kripik yang menarik perhatian, harganya mulai dari 2.500 hingga 10.000 rupiah tiap bungkusnya, cukup murah lah. Puas berbelanja, tak lama kemudian hujan turun. Nah, karena hujan sering datang tiba-tiba, maka sangat disarankan membawa payung atau jas hujan. Menunggu hujan reda, kami memilih berteduh di masjid yang terdapat di samping pasar.

Nah, tujuan selanjutnya pastinya mencari penginapan. Karena bus hanya mengantar sampai terminal tawangmangu, maka transportasi lain telah menanti, ada angkutan umum dan ada pula persewaan mobil yang siap mengantar kemana saja. Atau bagi yang ingin menikmati dinginnya udara di sana dapat menyusuri jalan sambil berjalan kaki menuju area penginapan yang banyak tersebar di dekat objek wisata gerojogan sewu.

Foto0351

Dari banyaknya fasilitas menuju penginapan, kami memilih berjalan kaki. Hitung-hitung berolahraga, karena saya pun sangat jarang olahraga. Karena tujuan kami esok hari adalah gerojogan sewu, maka kami memilih penginapan di dekat gerojogan sewu. Beruntung kami mendapat penginapan yang cukup bagus dengan harga murah, yakni 75.000 rupiah tiap kamar per malam. Penginapan ini kami nilai bagus karena memang bangunannya yang masih baru dan bersih.

Penginapan di tawangmangu memang sangat mudah ditemui, mulai dari kamar-kamar yang disediakan oleh hampir setiap rumah, villa untuk sekeluarga, dan juga hotel yang biasa ataupun hotel dengan fasilitas mewah. Tinggal dipilih saja, tapi ingat kemampuan dompet masing-masing. Kalau harga, mungkin dimulai dari 50.000-an.

Bicara tentang penginapan selesai dan beralih topik ke makanan. Les’t go! Saya sudah sampaikan di depan bahwa warung makan tersedia di sepanjang jalan raya, artinya kita tidak mungkin kelaparan asalkan bawa duit. Makanannya memang bermacam-macam, ada nasi goreng, mie goreng, soto, cap jay, dan sate. Tapi yang paling banyak ditemui dan merupakan makanan khas tawangmangu adalah sate kelici, meski biasanya disediakan pula sate ayam. Harga sate kelinci 10.000 rupiah, dan untuk sate ayam, 8000 rupiah. Sedangkan minuman paling enak disantap pada saat hawa dingin menyapa adalah wedang ronde. Wedang ronde adalah wedang jahe yang diberi gula jawa dengan berbagai macam isi. Yang jelas nikmat dan sangat ampuh untuk menghangatkan badan. Sayangnya, wedang ronde banyak dijumpai hanya pada malam hari saja.

Foto0464

Keesokan harinya, sesuai rencana, kami bergegas ke gerojogan sewu dengan berjalan kaki. Sampai di sana kira-kira pukul 6 pagi dan alhasil loket pintu masuk masih tutup. Kami pun menunggu di luar sambil sesekali memandangi kera yang bergelantungan di atas pepohonan dan kuda-kuda lucu yang berseliweran menawarkan punggungnya untuk dinaiki. Tak lama kemudian, kami mendapati pintu masuk rahasia yang langsung menuju ke tangga dalam. Untuk lebih jelasnya, silahkan datang, amati dengan seksama, kemudian temukan jalan masuk rahasia. Alangkah asyiknya petualangan kami! Dan kabar yang lebih menggembirakan, kami selamat dari yang namanya membayar tiket masuk yang tidak murah. Namun, itu bukan kehendak kami. Kenapa loket baru dibuka pukul setengah tujuh dan bukan jam enam? Hehe..

Sedikit informasi mengenai grojogan sewu, untuk menikmati eloknya air terjun dengan tinggi 81 meter ini diperlukan tubuh yang fit untuk menuruni ratusan anak tangga yang menuju ke sana. Jangan membawa-bawa makanan di perjalanan, karena bisa disahut oleh kera yang berkeliaran. Sebaiknya makanan dimasukkan ke dalam tas. Di area grojogan sewu juga terdapat kolam renang anak-anak dan dewasa, tidak ketinggalan beberapa permainan outbond yang mengasyikkan. Fasilitasnya pun lengkap, ada mushala, toilet, warung cemilan, warung sate, hingga warung yang menjual pakaian.

Mungkin sekian dulu, lain kali saya sampaikan objek-objek wisata lainnya yang tersebar di penjuru tawangmangu dan sekitarnya. Karena sebenarnya masih banyak objek wisata di lereng gunung lawu yang tak kalah indah dengan gerojogan sewu, yakni candi cetho, telaga sarangan, candhi sukuh, air terjun jumog, dan masih banyak lainnya, yang lain kali insyaallah akan saya ceritakan di lain kesempatan.

Foto0477

Itulah pengalaman liburan saya beserta keluarga, semoga kami masih diberi kesempatan untuk mengunjunginya kembali di lain waktu, serta menjelajah tempat-tempat lainnya. Benar-benar tak ada bosannya untuk memandangi indahnya ciptaan Allah SWT. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, informasi dan inspirasi mengenai tujuan wisata liburan, serta bisa menarik hati teman-teman untuk berkunjung pula ke tawangmangu.

December 28, 2012, 2:28:17 PM