Diposkan pada Traveling

Rihlah ke Lembah Hijau

Oke, sebenernya udah lama nih aku pengen tulis ini, tentang perjalanan rihlah terakhir di mentoring, mentoring that I love it so much (lingkaran ukhuwah pertamaku di sma). Miss you guys! Udah agak lupa juga sih, tapi berdoa aja semoga masih diberi daya ingat kuat untuk berbagi pengalaman.

Langsung aja, di hari jumat yang cerah itu kita berangkat berempat ke tempat wisata yang agak belum terkenal di bekonang, sukoharjo (kalo gak salah). And it’s the first time I visit that place. Namanya tempat wisata “lembah hijau”. Yah, dari namanya udah kebayang semacam lembah yang terbentang luas dan berwarna hijau karena rerumputan subur dengan dikelilingi satu dua pepohonan rindang di kanan kirinya. Udah lah, intinya kita pasti ngebayangin dunianya teletubbies. Bener atau salah, itulah yang ada di pikiranku saat itu.

Dan ternyata, sesampainya di sana, apa yang ada dalam pikiran sangat jauh dari kenyataan. Lembah hijau itu bukannya lembah hijau dalam pengertian sebenarnya. Lembah hijau lebih tepatnya sebuah tempat yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman ataupun hewan. Tempatnya masih sepi karena terdapat di sekitar pedesaan dan tiket masuknya gratis. Untuk pembelajaran, lumayan lah datang ke sini bersama teman-teman.

Salah budidaya di sini adalah sapi perah. Bukan sekedar peternakan biasa, tapi juga terdapat pemanfaatan susu sapi perah, salah satunya yang paling lezat adalah es krim hasil susu perah. Sapi di sana ada yang besar dan ada yang masih kecil atau biasa disebut ‘pedhet’. Sapi di kandangi dengan rapi dan terawat. Sapi dimandikan dan kandang selalu dibersihkan. Namun saat saya ke sana, masih ada beberapa sapi yang belum mandi atau kandang belum dibersihkan (maklum kita pendatang pertama alias masih pagi), sehingga bau menyengat pun muncul saat melewatinya.

Bagi yang suka sapi, boleh kog deket-deket sama sapi, asal nggak takut dan sapinya nggak marah aja. Selain itu, kita juga bukan cuma bisa lihat proses pemerahan susu sapi, tapi kita juga bisa turun langsung untuk mengetahui gimana rasanya memerah susu sapi (tapi yang ini harus dengan perjanjian khusus).

Hal lain yang khas dari tempat ini adalah ikan patin. Banyak kolam-kolam yang digunakan untuk budidaya ikan patin. Ada juga aquarium yang khusus menjual ikan patin hidup. Nah menariknya, ikan patin di sini bukan hanya disajikan sebagaimana umumnya. Ikan patin diolah menjadi bakso ikan patin. Dan berhubung saya belum pernah mencobanya, saya pun memesan bakso ikan patin sebagai pengganjal perut yang keroncongan. Bakso ikan patin berbeda dengan bakso biasa, teksturnya sangat lembut dan enaak. Tapi bagi nggak suka bakso, tenang aja, masih ada sajian-sajian lain seperti ikan patin goreng dan ikan patin bakar.

Selesai membahas hewan-hewan itu, kita lanjut ke tumbuhan. Lembah hijau menyediakan tempat budidaya berbagai jenis sayur-sayuran dengan penataan yang rapi dan indah dipandang. Jadi merasa berada di pegunungan dengan lembah penuh sayuran. Jika kita jalan lebih jauh, akan bertemu dengan kebun yang penuh pohon jambu biji. Uniknya, kita akan berjalan di tengan kebun itu dengan hiasan pohon palem di kanan kirinya. Berasa tu jalan milik kita sendiri.

Nah, setelah melewati jalan bebas hambatan tadi, kita akan ketemu yang namanya jalan muter-muter. Kenapa? Karena tu jalan agak nggak genah juga sih mau kemana, malahan yang kita temuin jalan buntu dan harus balik lagi. Serunya, di kanan kiri jalan isinya tanaman buah-buahan yang masih muda. Jadi tahu banyak jenis pohon. Asiknya lagi, di deket sana ada sebuah gerbang kecil (bingung sebutannya apa) yang atapnya itu tanaman dengan akar yang menjuntai-juntai ke bawah. Kita langsung tertarik dengan gerbang itu, sehingga insting berfoto-foto pun segera muncul. Namun, nasib agak sial buat mas-mas yang tukang siram tanaman, dia kami suruh fotoin beberapa kali. Kasian juga sih, kita bergaya sana-sini, tapi dia harus ninggalin pekerjaannya sejenak demi jepretin kita berempat yang narsis-narsis ini. #ups..

Akhirnya perjalanan kita sampe juga di kawasan rumah makan lembah hijau. Rumah makannya itu beratap pohon-pohon tinggi yang asri dan dikelilingi pohon-pohon salak yang rapi. Tempat duduknya juga unik, terlihat seperti batang pohon yang terlihat lingkar-lingkar batangnya. Walaupun saat itu menjelang siang, tapi jujur udara di bawah pohon itu sejuk banget. Ada hiburannya juga, yakni lagu-lagu melow yang ngebuat kita betah berlama-lama di sana. Bener aja, kita ngobrol dan diskusi panjang lebar di tempat itu. Waktu paling lama kita habisin di sini. Dan kita kompakan pesen bakso ikan patin (kecuali satu orang yang bawa bekal dari rumah).

Jika kita mau lanjutin berjalan sedikit saja, di area samping rumah makan, bakalan ketemu yang namanya kolam renang. Nggak terlalu besar sih, tapi lumayanlah. Sayang saat itu nggak kepikiran kalo ada kolam renangnya, jadi nggak ada yang persiapan bawa baju ganti, so kita putusin nggak renang.

Oya, di sekitar situ juga ada beberapa gazebo di antara kolam-kolam dan areal rumput-rumputan. Sepertinya sih cukup nyaman jika mau berbincang di sana. Tapi berhubung sudah siang dan kaki enggan melangkah ke sana, maka cukuplah menjadi pemandangan dari jauh saja.

Oke, sebelum pulang, hal terakhir yang dilakukan adalah membeli es krim susu sapi, rasanya beneran lezat dan lembut. Harganya juga lumayan murah, cukup 3 ribu tiap cupnya. Kedai es krim ini terletak di luar, sehingga mudah dijangkau pengunjung. Dan di samping kedai es krim ini juga terdapat toko pernak-pernik yang menawarkan kenang-kenangan dari lembah hijau.

Dari perjalanan menjelajah lembah hijau, dari kacamata pengamatan saya pribadi, pembangunan lembah hijau sepertinya masih akan terus berlanjut, terbukti dengan adanya bangunan-bangunan besar yang masih belum beres di sekitar sana. Promosi terkait adanya tempat wisata lembah hijau juga perlu ditingkatkan. Fasilitas dan spesies yang ada juga harus ditambah untuk menarik minat pengunjung. Sekian cerita, curhat dan opini saya. Semoga bermanfaat!

June 11, 2013, 12:35:11 AM

Penulis:

Interest: biography, literacy, philanthropy, history, Islamic world

2 tanggapan untuk “Rihlah ke Lembah Hijau

    1. iya asyik, maen aja deh.
      menurutku, kalo buat outbond mungkin kurang memenuhi luasnya. tapi kalo buat pembelajaran anak-anak sangat efektif, karena langsung turun ke lapangan.
      setahuku, sudah banyak kok sekolah-sekolah yang mengadakan kunjungan pembelajaran ke sana.

Tinggalkan Balasan ke deasy Batalkan balasan