Diposkan pada Nasehat Diri

Tak Ada yang Salah dengan ODHA!

Mungkin sebagian atau bahkan kebanyakan orang mempunyai anggapan negatif terhadap penderita HIV dan AIDS atau yang sering disebut ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) . Mereka menganggap AIDS adalah penyakit berbahaya yang penderitanya pun berbahaya dan wajib untuk dijauhi. Padahal, merekalah pemikir sempit yang tidak mau membuka diri untuk mengenal HIV dan AIDS lebih jauh lagi. Pemikiran-pemikiran sempit seperti itulah yang wajib dihilangkan mulai saat ini juga.

Tak Perlu Risau

Tidak bisa dipungkiri bahwa AIDS adalah penyakit berbahaya, namun yang berbahaya itu penyakitnya, dan bukan orang yang menderitanya. Sehingga kita harus bisa berpikir jernih dalam bagaimana perlakuan kita terhadap ODHA, terutama dalam kehidupan sosial sehari-hari. Jika sampai saat ini masih ada diskriminasi sosial terhadap ODHA, bukan hanya soal perasaan, tapi lebih pada pemahaman yang salah terhadap ODHA.

Penting untuk teman-teman ketahui, umumnya HIV ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah  dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, dan air susu ibu. Nah, dengan pengetahuan di tersebut, maka teman-teman tidak perlu risau atau takut sehingga menjauhi kawan-kawan ODHA.

Mungkin di kalangan masyarakat, HIV dan AIDS identik dengan penyakit yang disebabkan karena seks bebas atau perilaku-perilaku menyimpang lainnya. Tetapi sebenarnya, bukan hanya disebabkan hal-hal yang dilarang, seperti seks bebas atau penggunaan suntik narkoba yang tidak steril. Namun, banyak juga yang secara tiba-tiba atau tidak sengaja tertular HIV. Bahkan, banyak diantara penderita HIV adalah ibu rumah tangga dan anak-anak tak berdosa. Begitu pula dengan anak-anak kecil yang sejak bayi telah terinveksi virus HIV karena sang ibu yang telah terlebih dahulu mengidap AIDS. Akankah kita menyalahkan orang-orang tak berdosa ini dan mendiskriminasi mereka dalam kehidupan sosial? Sungguh perilaku yang tidak adil!

Diskriminasi, Tak Bisa Dibenarkan

Memang tidak jarang ODHA mendapat diskriminasi yang sangat merugikan mereka. Mulai dari perusahaan swasta yang mensyaratkan bebas HIV untuk menjadi pegawainya, asuransi swasta yang menolak, penolakan perawatan dengan alasan tidak ada kamar, hingga ditolaknya anak-anak mereka untuk bersekolah. Itukah tindakan yang patut dilakukan terhadap ODHA? Sebesar itukah penyimpangan hak asasi manusia di negeri ini? Atau, hanya segitu letak keadilan dan kepedulian yang ada?

Tidak hanya itu, ODHA pun belum bisa sepenuhnya mendapat jaminan kesehatan yang memadai. Sebenarnya ada beberapa tes rutin penunjang keberhasilan obat ARV yang dikonsumsi oleh ODHA, yakni tes CD4 dan Viral Load. Tes rutin yang sebenarnya sangat dibutuhkan ODHA. Namun, itu semua bisa jadi hanyalah mimpi bagi mereka yang hidup di garis kemiskinan. Tidak mudah untuk mendapatkannya, karena harga yang tak sanggup mereka tanggung. Diharapkan program-program pemerintah kelak dapat meringankan beban mereka dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

Renungkan segelintir kalimat berikut. Tak ada yang berbeda antara aku dan dia, yang ada adalah kita bersama. Kita seharusnya bisa bergaul bersama tanpa adanya celah dan jarak yang membuat semuanya terasa canggung dan tidak nyaman. Di sinilah letak pentingnya pengetahuan, tanpa pemahaman yang benar, bukan hanya aku ataupun dia yang rugi, namun kita semua akan rugi. Bila pergaulan, persahabatan, dan kerja sama yang seharusnya bisa berjalan dengan baik seperti biasa, namun lantas terganggu. Nah, kalau begitu, siapa yang rugi ? Yah, kita semua.

Buka Mata Hati Kalian

Jika sampai saat ini teman-teman masih berpikiran negatif mengenai ODHA, atau mungkin belum memberikan hak-hak yang sama bagi ODHA, hilangkanlah stigma negatif itu mulai sekarang! Bayangkan jika engkaulah yang tiba-tiba mengidap penyakit AIDS, bagaimana perlakuan yang kau harapkan dari teman-teman, sahabat, dan orang-orang di sekitar anda ? Tentunya kita semua ingin diperlakukan normal tanpa diskriminasi sosial sedikit pun. Maka dari itu, ingatlah kawan, sesungguhnya tak ada orang yang berharap dirinya menjadi ODHA. Tidak pula diri kita bukan ? Namun jika ternyata kita yang menjadi ODHA, itupun tidak masalah. Menjadi ODHA bukanlah pilihan, sebenarnya menjadi ODHA adalah istimewa, karena tidak semua orang mendapat kesempatan untuk menghargai arti penting kesehatan dan bagaimana memaknai kehidupan.

Tindakan yang seharusnya kita lakukan adalah memperlakukan ODHA sebagaimana orang-orang normal serta memenuhi hak-haknya tanpa membedakan satu sama lain. Mereka butuh bimbingan dan dukungan moril untuk bisa menjalani kehidupan sebagaimana mestinya dan juga melawan penyakit yang menggerogoti sistem kekebalannya. Sedangkan, tugas kita sebagai orang yang masih diberi kesehatan fisik penuh adalah membantu menghidupkan kembali semangat para ODHA untuk bangkit dari penyakitnya dan menguatkan mereka dalam berpikir mengenai kehidupan. Dengan AIDS, mungkin tubuh yang melemah, namun tidak berarti pikiran juga turut melemah.

Tetap Semangat Kawan

Untuk kawan-kawan yang mengidap AIDS, jangan patah semangat, hidup masih panjang dan buktikan bahwa dengan menjadi ODHA pun tidak berarti melemahkan pemikiran-pemikiran untuk maju serta kreativitas yang akan terus berkembang dari kawan-kawan. Jangan hiraukan berbagai pandangan negatif, sindiran, atau bahkan cemoohan yang mungkin pernah diterima. Mereka yang mencemooh hanya mampu berkata tanpa merasakan dan tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin yang mencemooh pun tidak lebih baik daripada yang dicemooh.

AIDS adalah penyakit normal layaknya penyakit lainnya. Artinya, AIDS bisa saja menjangkit siapapun dan di manapun kita berada. Tidak peduli orang kaya atau miskin, anak kecil atau dewasa, orang tua atau muda, semua mungkin saja bisa terinfeksi virus HIV. Jadi, perlakukanlah ODHA sebagai orang normal, sehingga mereka tidak merasa terasingkan karena penyakitnya. Dan ingat, tak ada yang salah dengan ODHA!

December 10, 2012, 2:00:28 PM

Logo-OBS