Diposkan pada Nasehat Diri, Undip

Kejar PTN Idamanmu

Pengen berbagi saja kepada temen-temen dan adik kelas. Bisakah aku masuk ptn? Pertanyaan itu membuatku berpikir kembali ke belakang, mengingat masa-masa SMA. Berdasarkan pengalaman, mungkin yang terpenting adalah percaya, selalu berdoa penuh harap, dan usaha.

Hal pertama adalah percaya kepada Allah bahwa Allah akan mengabulkan doa kita. Kenapa percaya menjadi kuncinya? Karena dengan percaya dan yakin itulah kita mendapat semangat untuk terus berusaha. Dengan percaya pula, kita akan senantiasa berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah. Setelah percaya kepada Allah, kita juga harus percaya pada kemampuan diri sendiri. Kerjakan semua ulangan, try out dan latihan ujian nasional dengan jujur. Percaya bahwa Allah yang akan melihat usaha kita dan memberikan hasil terbaik-Nya, karena Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Setelah percaya dan yakin, selanjutnya adalah berdoa. Berdoalah di waktu-waktu ijabah, salah satunya adalah sehabis shalat dan juga pada sepertiga malam terakhir alias tahajud. Mintalah apapun kepada Allah, karena hanya Allah-lah yang bisa mengabulkan semua doamu. Kalau bisa, rajin-rajin juga shalat dhuha, karena shalat dhuha bisa memperlancar urusan duniamu. Banyak-banyak sedekah juga, ada doa dan harapan dalam setiap sedekah itu boleh.

Hal terakhir adalah usaha. Kalau hanya percaya dan berdoa, namun tanpa usaha sama saja bohong. Berusahalah dengan cara belajar sungguh-sungguh. Kerjakan semua latihan sesuai kemampuan diri saja, tanpa harus berbuat curang, toh nantinya Allah yang menentukan. Selamat berjuang teman-teman, kejar kursimu di ptn idamanmu, jikalau belum tercapai, pastilah ada tempat terbaik yang sudah disediakan Allah yang kamu pun belum mengetahuinya, yang pasti keep positif thingking sama Allah 🙂

Menurut pengalaman, sebenarnya yang membawaku masuk ptn adalah rasa yakin, percaya saja. Meski tetap ada rasa was-was, tapi dalam bayanganku ya masuk ptn. Masih kuingat doa yang sederhana,” jadikan aku masuk ptn ya Allah”, ya, hanya itu doaku, ptn apa saja terserah. Saat itu aku memang tidak mengejar suatu ptn tertentu, entah kenapa impianku hanya diterima di ptn saja. Alhamdulillah sekali akhirnya aku diterima di ptn pilihan pertama, yaitu Universitas Diponegoro tercinta.

Modal percaya telah membawaku menuntut ilmu hingga ke undip, padahal jika dipikir-pikir agak aneh juga. Selama di SMA, aku tak pernah meraih juara kelas, paling hanya bertengger di  sepuluh besar, itupun tidak konsisten. Aku adalah langganan remidi mapel angka di jurusan IPA, yakni matematika dan fisika, terkadang kimia pun ikutan, jadilah hanya biologi harapan. Kerap sedih juga jika tak bisa mengerjakan mapel angka ketika ulangan atau semesteran. Namun satu prinsipku, kerjakan sendiri, kerjakan semaksimal mungkin. Setelah kita berusaha belajar, ya tawakal saja, Allah juga tahu siapa yang berusaha dan siapa yang curang. Tak usah kita hiraukan mereka yang curang, malah kalau bisa kita nasehatin mereka.

UN pun tiba, cukup pusing, cukup deg-degan, cukup was-was, tapi tetep yakin. Hasil UN keluar juga, berdasarkan nilai UN, nilaiku berada di bawah rata-rata sekolah.  Tak memuaskan memang, tapi juga tak begitu mengecewakan, toh sudah berusaha. Allah benar-benar melihat usaha, doa dan keyakinan hambanya. Meski nilai tak memuaskan, tapi pengumuman diterima di PTN idaman adalah kado terindah saat kelulusan dan perpisahan SMA. Terimakasih Allah, terimakasih orangtuaku, terimakasih guru-guruku, terimakasih sahabat dan teman-temanku.

Selamat berjuang kawan, gapai cita-cita dan harapanmu, impian itu nyata asal mau berusaha.

August ‎18, ‎2014, 03:17 AM, lovely home

Diposkan pada Uncategorized

Bantuin Curang UN, Antara Sengaja dan Tidak Sengaja

Ngomong-ngomong soal Ujian Nasional nih, masalah kunci jawaban, njaplak, tirunan, itu mah udah masalah lama katanya. Yang lucu nih, pas keluar dari ruang ujian, ada salah satu temen yang menghampiriku. Dari mukanya sih udah keliatan cemas gitu. Terus tiba-tiba dia bilang gini, “Husna, gimana nih?”.

Aku bales tanya, “Gimana apanya?”.

“Gini, tadi itu ada temenku yang ngeluh gara-gara hp nya kegedean kalo buat njaplak ato buat sms. Terus, sadar gak sadar, secara spontan aku langsung bilang, pake hp ku aja nih.”

“Jadi, hp mu dipake buat njaplak?”, tanyaku lagi.

“Iya, makanya itu, gimana hus, aku dosa nggak ya? Padahal sebenernya gak niat juga bantu orang lain berbuat curang. Cuman akunya aja yang gak nyadar, keceplosan maksudnya.”

“Ya udah deh, yang penting niatku bantuin orang lain hus”, tambahnya. Aku tahu dia lagi nenangin diri sendiri, tapi dari raut mukanya, tetep aja masih kelihatan gelisah.

Saking seringnya dia bantuin orang lain, jadi tiap ada orang lain butuh bantuan, dia spontan aja nawarin bantuan. Haduh, emang orangnya itu baik banget, tapi kalo yang ini sih kebablasan, hehe..

#ya udah kawan, yang penting niatmu baik, ya walaupun gak ada pembenaran juga sih. Tapi yang jelas, kamu kan juga gak sengaja ngelakuin itu. Oke,oke?

#bagi kawan-kawan lain yang akan menghadapi UN, nggak perlulah kita berbuat curang dan menggadaikan kejujuran. UN adalah ajang pembuktian diri, dan di sinilah kita diuji. Hadapilah tantangan dengan ikhtiar, doa dan tawakal. Berusahalah, maka Allah dan Rasulnya yang akan melihat usahamu. Allah yang akan membalas semua kerja kerasmu.

April ‎25, ‎2013, ‏‎1:46:08 AM